Daftar Isi
Kisah ini sudah banyak beredar di kalangan Nahdliyin.
Hujan turun dengan begitu deras di Kabupaten Bangkalan saat itu, khususnya di Demangan, pondok pesantren asuhan Syaikhona Kholil al-Bangkalani.
Meski hujan mengguyur dengan derasnya, ada saja orang yang bertamu kepada beliau.
Terlihat di antara rerintik hujan yang semakin deras, seorang tua lumpuh dengan susah payah hendak berkunjung menemui Syaikhona Kholil.
Syaikhona segera tanggap, beliau lalu memerintahkan santrinya untuk menyusul.
“Adakah di antara kalian yang mau menggendong dan membawa tamuku di luar sana itu?”
“Biar saya saja, Yai,” jawab seorang santri muda mendahului teman-temannya.
Santri muda itu bergegas meloncat menembus rerintik hujan yang semakin deras, menghampiri orang tua itu.
Tanpa pikir panjang, ia menggendongnya untuk menemui Syaikhona Kholil.
Dengan sangat akrab, Syaikhona Kholil menyambut tamunya, dan di antara keduanya terjadi dialog empat mata.