Karomahnya Mbah Yai Hayat dan Gus Miek yang Pernah Isi Bensin Pakai Air dan Teh Hangat

Diposting pada

Daftar Isi

Dalam dunia para wali kental sekali cerita karamah yang hampir tidak mungkin dipercaya logika, tetapi kejadian itu benar-benar nyata.

Seperti cerita Mbah Yai Hayat dan Gus Miek berikut yang diceritakan oleh Mbah Kyai Baghowi (Suriah NU Nganjuk) dan Kangmas Nabhan Ibnul Qayyim (Keponakan Kyai Faqih).

“Jangan ceritakan kejadian ini sampai aku mati”, kata Mbah Kyai Hayat suatu ketika. Mbah Kyai Hayat adalah Rais Syuriah PCNU Nganjuk sekitar tahun 80-an.

Waktu pulang dari rapat besar NU di Surabaya, ternyata mobil yang beliau kendarai bersama rombongan kehabisan bensin di tengah malam dan jauh dari pemukiman warga.

“Waduh gimana ini yai?” keluh salah satu anggota rombongan. Dengan santai Kyai Hayat berkata, “Haa.. Sana cari air di kali!”

“Untuk apa?” salah satu rombongan.

“Pokoknya cari saja!” perintai Kyai Hayat

“Injih yai (Iya Kyai),” jawab orang itu.

Setelah mendapatkan air, Kyai Hayat berkata, “Nohh masukkan ke tempat bensin!”

“Mbah yai?” salah satu rombongan itu kebingungan tidak mengerti maksud Kyai.

“Masukkan sajalah!” pinta Kyai Hayat mengulangi.

Akhirnya orang itu terpaksa manut perintah Kyai Hayat hingga tangki bensin mobil itu penuh.

Setelah air sungai di masukkan, Kyai Hayat memerintahkan lagi, “Coba, stater mobilnya!” Dan, ajaib, ternyata mobil langsung menyala.

BACA JUGA:  KISAH GUS MIEK DAN TIGA PREMAN TANJUNG PRIOK

Kisah serupa terjadi pada Mbah Kyai Chamim Jazuli, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Gus Miek.

Setelah menghadiri semaan Mantab di daerah Nganjuk pada sekitar tahun 80-an juga. Gus Miek diantar oleh salah satu jamaahnya yang bernama Kyai Faqih dengan menggunakan sepeda motor. Tapi di tengah jalan bensinnya habis.

“Kamu itu, sebenarnya Ikhlas ngga sih nganterin aku?” Seloroh gus Miek. Kyai Faqih sambil nyengir khas santrinya menjawab, “Yaa udah, ayo marung saja. Itu di depan ada warung. Lha, malam-malam gini cari bensin kemana?”