Daftar Isi
Tatapan mata sufi Syech Abu Yazid al Bhustami
“Seandainya engkau melihat Abu Yazid sekali saja, itu lebih bermanfaat bagimu daripada melihat Allah SWT tujuh puluh kali “.
Diceritakan bahwa Abu Thurab an Nakhsyabi merasa kagum pada seorang pemuda, lalu ia mendekatinya dan mengerjakan tugas tugasnya. Sedang si pemuda sibuk beribadah.
Lalu pada suatu hari Abu Thurab berkata kepadanya, ” seandainya engkau melihat Abu Yazid!”. Lalu ketika Abu Thurab mengatakan pernyataan “Seandainya engkau melihat Abu Yazid!”, secara berulang ulang kepadanya sang pemuda menjadi kesal dan langsung berkata : “Celaka kamu, apa yg harus aku perbuat dengan Abu Yazid?”
Melihat sikapnya Abu Thurab tidak dapat menahan kemarahannya dan berkata :
“Celakalah engkau, engkau telah menipu Allah swt. Seandainya engkau melihat Abu Yazid sekali saja, itu lebih bermanfaat bagimu daripada melihatAllah swt tujuh puluh kali!”.
Sang pemuda tercengang dengan ucapan Abu Thurab dan mengingkarinya dengan bertanya.
” bagaimana bisa demikian?”
Abu Thurab menjawab : ” celaka kamu, engkau melihat Allah swt hanya dari sisimu, lalu Dia memperlihatkan diriNya kepadamu sesuai dengan kemampuan dan pemahamanmu. Sedang jika kamu melihat Abu Yazid disisi Allah, maka Dia akan memperlihatkan diriNya sesuai dng kemampuan Abu Yazid”.
Sang pemuda memahami perkataan Abu Thurab, lalu ia berkata : “bawa saya kepadanya”.
Diakhir kisah, Abu Thurab dan si pemuda berdiri diatas bukit untuk menunggu Abu Yazid keluar dari dalam hutan yg penuh dengan hewan buas.
Lalu Abu Yazid melintas dihadapan mereka sambil membawa seekor burung dipundaknya.
Maka Abu Thurab berkata kpd si pemuda, “itu dia Abu Yazid lihatlah”.
Saat sang pemuda melihatnya, seketika ia pingsan. Lalu Abu Thurab menggerak gerak an badannya, namun ternyata ia telah meninggal.
Maka Abu Thurab dan Abu Yazid berusaha menguburkannya. Saat sedang prosesi pemakaman, Abu Thurab berkata kepada Abu Yazid, “wahai tuanku, dng melihatmu membuat ia meninggal!” Abu Yazid berkata, “tidak, tetapi temanmu dalam posisi benar. Dalam hatinya bersemayam rahasiah yg tidak bisa terungkap oleh dirinya sendiri, lalu ketika ia melihat kita, barulah ia menyingkap rahasiah hatinya sehingga iapun merasa berat menanggungnya karena ia berada ditingkatan murid yg masih rendah, karena menanggung beban itulah ia meninggal”.
(Dinukil dari kitab Ihya’ Ulumuddin).
Resapi dan renungkan hikmah tulisan diatas dng hati hati dan kebersihan jiwa, insyaAllah akan diraih hikmah (toel adek ku Alit Ganis Herlambang)