Sunan Bejagung Digendong Jin Untuk Berhaji

Diposting pada

Nama asli Sunan Bejagung adalah Sayyid Abdullah Asy’ari yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di daerah Bejagung.

Beliau dikenal juga bernama Syekh Asy’ari atau versi lain menyebut Syarif Asy¢ari Baidhowi, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Sunan Bejagung Lor.
Sunan Bejagung konon menikahi putri dari Eyang Pangeran Penghulu, seorang ulama yang bermukim di Desa Bejagung Kidul, sedangkan Sunan Bejagung sendiri menyebarkan Islam dan kemudian dimakamkan di Desa Bejagung Lor.
Tokoh yang satu ini menurut cerita tutur datang dari tanah seberang, seperti waliyullah lain.

Ada pula yang menyebutkan bahwa ia berasal dari Pasai, namun ada pula yang mengatakan bahwa beliau asli Jawa yakni dari daerah yang tidak jauh dari tempat peristirahatan yang sekarang, yakni dari Paciran.
Pastinya, bila kita mencari tahu tentang asal-usul Mbah Asy¢ari membutuhkan waktu lama. Yang jelas, beliau begitu diyakini sebagai seorang wali.
Sunan Bejagung yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan Mbah Modin Asy¢ari awalnya adalah petani biasa yang suka menanam jagung.

Namun, ia memiliki kesaktian lebih. Misalnya, beliau diyakini sebagai pendiri benteng Kumbokarno dalam semalam. Bahkan ia juga diyakini bisa pergi ke Makkah al-Mukkaromah pada malam hari dan kembali di Bejagung pada malam hari yang sama, serta tak lupa menyalakan lampu-lampu di Masjidil Haram.

Menilik dari tingkat kekaromatan Mbah Asy¢ari, maka tidak sedikit yang nenepi dan bermalam untuk mencari semacam ilham.

Khususnya bagi mereka yang sedang kalut, entah karena masalah ekonomi, keluarga, atau sedang menyelami atau mendalami ilmu kanuragan atau justru ilmu ketauhidan. Sampai-sampai tidak sedikit mereka yang berharap mendapatkan gaman atau senjata yang dulu menjadi pegangan atau andalan Mbah Sunan Asy¢ari.

BACA JUGA:  Syekh Maulana Jumadil Kubro Penyebar Sebelum Wali Songo

Semua itu menandakan bahwa ulama yang satu ini diyakini memiliki kesaktian tinggi juga punya senjata yang cukup bagus.
Di lokasi makam beliau sering diadakan upacara ritual “Sumpah Pocong” yang salah satu syaratnya adalah dengan meminum air sumur dekat makam yang diyakini sangat bertuah.
Di gapura masuk ke pesarean, ada dua pesan Mbah Sunan Bejagung yang sangat layak dicermati oleh para peziarah.

Mobahing agama kasariring Nabi. Mobahing bumi kasektining pujonggo (berkembangnya agama karena Nabi, dan berkembang atau ramainya bumi karena kesaktian atau kepintaran penulis atau pengarang). Bila dikaji lebih dalam, Sunan Bejagung mengingatkan akan dua hal, yakni mengingatkan akan kehidupan dunia dan akhirat. Keduanya harus seimbang, sehingga dengan begitu manusia tidak lupa akan jati dirinya.