Daftar Isi
“SIFAT & KARAKTERISTIK WALI ALLAH”
Orang yg sedang meniti jalan kepada Allah menjadi target utama iblis dan setan. Adapun orang yg tidk meniti jalan kepada Allah, iblis dan setan tdk perlu menggoda mereka karena dgn hawa nafsunya saja mereka sudah terjerumus melakukan dosa.
Sebagai contoh apa yg dialami Nabi Muhammad Saw. Iblis berusaha menghadang agar wahyu tdk sampai kepada Beliau secara utuh. Namun Allah yg memiliki Sifat Al Waliyyu melindungi dan menjaga agamanya.
Ketika agama diajarkan kepada sahabat, iblis juga melakukan hal yg sama menggoda sahabat agar agama tdk sampai kepada para sahabat dgn komprehensif. Pada tahap ini, muncullah peran Nabi sebagai kepanjangan tangan Allah sebagai Al Waliyyu dlm menjaga agama Allah.
Cara Allah menjaga agama-Nya adalah dgn memilih utusan-Nya dari kalangan manusia, mulai dari para Nabi sampai kepada para pewarisnya, yaitu Al Ulama Warotsatul Anbiya’.
Surat Al A’raf: 196 menyebutkan,
إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِيْ نَزَّلَ الْكِتَابَ ۖ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ.
Inna waliyyiyallaahul ladzii nazzalal kitaaba wahuwa yatawallash shoolihiin.
“Sesungguhnya Wali [pelindung Agama] Allah adalah mereka yg telah diturunkan kitab dan Dia-lah yg melindungi orang² yg shaleh.”
Utk lebih memahami esensi makna Wali menurut Al Qur’an, kita perhatikan Surat Yunus: 62-64,
أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَآءَاللهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ. الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ. لَهُمُ الْبُشْرَى فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الأَخِرَةِ لاَ تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ.
“Ingatlah, sesungguhnya Wali² Allah itu tdk ada kekhawatiran atas mereka dan tdk (pula) mereka bersedih hati, (yaitu) orang² yg beriman dan mereka selalu bertaqwa. Mereka mendapatkan kabar gembira di dlm kehidupan dunia dan akhirat. Tdk ada perubahan dalam janji² Allah. Yg demikian itu merupakan kemenangan yg besar.”
Berdasarkan ayat tersebut, Sifat & Karakteristik Wali² Allah itu adalah:
1. Laa khoufun (لاَ خَوْفٌ), tdk memiliki rasa takut kepada kehidupan dunia. Hal ini disebabkan karena dunia diposisikan sebagai media/alat utk mencapai tujuan hidup. Wali Allah takjub kepada Allah yg memberikan kehidupan dunia.
2. Walaahum yahzanuun (وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ), tdk sedih ketika mendapatkan musibah, dan kesehatannya diambil Allah.
3. Alladzina ‘aamanu (الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا), mereka adalah orang² yg beriman.