Awal mula perjalanan agama Islam masuk ke Tanah Jawa yang dibawa oleh Syekh Subakir.
Syekh Subakir adalah salah satu generasi walisongo awal yang menyebarkan agama Islam ke Tanah Jawa.
Dimana Syekh Subakir diutus oleh Sultan Muhammad Al-Fatih dari Turki untuk menyebarkan agama Islam di Jawa.
Dilansir dari kanal YouTube Aliqul Channel, berikut perjalanan agama Islam di Jawa.
Kisah ini ditulis di lontar kuno oleh Kanjeng Sunan Drajat atau setidaknya oleh para pengikutnya.
Pada zaman dahulu Jawa terkenal sangat angker dan tidak karuan, pengaruh magis di tanah ini sangatlah kuat dimana banyak jin dan setan yang menghuni setiap sudut tanah Jawa yang masih berbentuk hutan belantara.
Suatu hari seorang sultan dari Turki yaitu Sultan Muhammad Al-Fatih mendapatkan petunjuk untuk penyebaran Islam di pulau Jawa.
Maka dia mengutus rombongan alim ulama untuk mendatangi Jawa menyebarkan syiar Islam, sayang hampir semua rombongan tewas akibat perbuatan lelembut di tanah Jawa yang tidak mau menerima ajaran Islam.
Akhirnya Sultan Muhammad mengutus Syekh Subakir untuk berlayar ke Jawa dan menyebarkan agama Islam.
Sebelum sampai di Jawa, Syekh Subakir mampir ke India terlebih dahulu untuk membawa kawan-kawan membantunya.
Sesampainya di Jawa, dia langsung menuju ke gunung Tidar yang diyakini sebagai pusat dari tanah Jawa.
Di puncak gunung Tidar, Syekh Subakir memasang batu hitam sebagai tumbal yang sudah dirajah yang terkenal dengan sebutan Aji Kalacakra.
Berguna untuk menetralkan daya magis dari bangsa jin, selama 3 hari 3 malam batu tersebut mengeluarkan hawa panas. Sehingga membuat lelembut menyingkir ke laut selatan.
Hal ini mengusik Sang Danyang yaitu Ki Semar yang sedang bertapa selama ribuan tahun, dan akhirnya muncul peperangan antara keduanya.
Perang antara keduanya berlangsung selama 40 hari, sehingga Ki Semar memutuskan untuk menawarkan perundingan dengan Syekh Subakir yang menghasilkan perjanjian dikenal dengan Sabdo Palon.
Syekh Subakir menjelaskan maksud kedatangannya yaitu ingin menyebarkan agama Islam, agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebagai pamungkas agama samawi.
Ki Lurah Semar atau Sabdo Palon pun mengizinkan Syekh Subakir untuk menyebarkan Islam namun dengan beberapa syarat yang harus dipatuhi.
Syekh Subakir menyetujui syarat yang telah disebutkan Sabdo Palon, namun jika di masa mendatang akibat perkembangan zaman ada perubahan itu diluar kuasa Syekh Subakir.
Disclaimer: Mengenai kisah ini jangan langsung ditelan dengan mentah-mentah dan selalu ambil sisi positifnya. Karena sesungguhnya semua hanyalah kuasa Tuhan Yang Esa