PETUALANGAN BALUQIYA DAN NABI KHIDIR MENJELAJAHI BUMI

Diposting pada

Daftar Isi

Di belakang gunung ini ada 40 ribu kota selain kota2 dunia. Kota itu terbuat dari emas dan perak. Tidak ada siang dan malam. Penduduknya adalah para malaikat yg tidak pernah lelah bertasbih kepada Allah,” jawab sang malaikat.

Jauh sebelum era kelahiran Nabi Muhammad, Ats-Tsa’labi mengisahkan lelaki yg bernama ISYA. Dia dari kalangan Bani Israil. Isya merupakan salah satu ulama yg biasa membaca kisah terdahulu.

Dari kitab2 itu dia menemukan sifat2 Nabi Muhammad SAW. Semua sifat Muhammad ditulis dalam sebuah lembaran dan disembunyikan di dalam sebuah peti yg terkunci. Kuncinya dia sembunyikan di tempat yg tidak pernah diperhatikan.

Isya memiliki anak bernama BALUQIYA. Jelang wafatnya, dia berwasiat kepada Baluqiya agar dia menjadi hakim di kalangan Bani Israil setelahnya. Setelah beberapa lama ayahnya meninggal, tiba2 dia melihat sebuah peti. Peti itu didapatkannya terkunci.

Dia tanyakan peti itu kepada ibunya. Ibunya menjawab, “aku tidak tahu apa yg ada di dalam peti ini dan tidak tahu dimana kuncinya.” Selanjutnya, kunci itu dihancurkan oleh Baluqiya dan membuka petinya.

Di dalamnya, dia melihat ada lembaran yg bertuliskan sifat Rasulullah SAW. Dari lembaran itu, Baluqiya juga mengetahui Muhammad akan menjadi penutup para Nabi dan Rasul. Serta surga diharamkan bagi para nabi sehingga dia dan umatnya masuk terlebih dahulu.

Setelah selesai membacanya, dia bawa lembaran tsb kepada ulama Bani Israil. Takkala mendengar sifat Muhammad SAW, mereka berkata kepada Baluqiya, “Bagaimana bapakmu mengetahui hal ini, tetapi dia tidak memberi tahu kepada kami? Demi Allah, seandainya bukan karena engkau, pasti kuburanya akan kami bakar karena Isya telah menyembunyikan berita tentang junjungan para rasul.”

Baluqiya pun akhirnya memilih untuk beranjak dari kampungnya. Dia pamit kepada ibunya dan berjanji tidak akan kembali hingga dirinya bertemu Muhammad SAW.

Dengan memantapkan keyakinan dan niat tulus, Baluqiya melangkah tanpa ada petunjuk pasti di mana Muhammad berada. Baluqiya memulai pengembaraannya. Petualangan yg sesungguhnya membawa dirinya menemukan wilayah yg tak pernah terbesit dibenaknya.

Tibalah Baluqiya dalam sebuah jazirah. Di sana terdapat ular besar dan dia berkata, “Tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusanNya.” Lalu Baluqiya pun mengucap salam. Kelompok ular itu bertanya kepada Baluqiyah, “Dari golongan mana engkau.”

Baluqiya pun menjawab dirinya berasal dari kaum Bani Israil dan menanyakan di mana Muhammad sekarang. Sayang, pertanyaan Baluqiya tanpa jawaban yg tegas. Oleh ular yg ditemuinya, mereka berkuasa atas semua ular yg berada di bumi. Andai si ular penjaga itu tak mengawasinya, ular akan bergerak dan mengancam umat manusia.

BACA JUGA:  GURU ZUHDI BERTEMU NABI KHIDIR AS