Daftar Isi
Pelita Nubuwah – Syeikh Husain Manshur al-Hallaj
Tha’sin Al Siraj (Pelita Nubuwah NabiMuhammad SAW)
Sang Pelita (As-Siroj) tampak dan tercerah dari Cahaya Keghaiban,ia terpancar dan (tampak) kembali, dan melampaui pelita-pelita lain.Ia rembulan yang cerlang, yang menampakkan kecemerlangannya lebih dari bulan-bulan lain. Ia bintang yang graha perbintangannya di Langit ‘Azaly. Allah menyebutnya ‘ummi (awam) atas dasar keterpusatan aspirasinya,juga harami (suci) disebabkan kelimpahan syafa’atnya, dan makki (pusat) karena kedekatannya di Hadirat-Nya.
Dia (Allah) lapangkan dadanya, Dia tingkatkan kekuatannya, dan mengangkatnya dari beban “yang memberati punggungnya” (Q. 94: 2-3) serta Dia tetapkan kewenangannya. Sebagaimana Allah membuat ‘Badr’-nya terpancar, demikianlah purnamanya muncul dari awan Yamamah, mentarinya terbit di bukit Tihamah [Makkah],dan pelitanya bersinar gemerlap dari sumur Karomah (Zamzam).
Ia tidak menyampaikan sesuatu kecuali yang menyangkut pandangan (bashiroh) hatinnya, dan tidak mewajibkan diikuti keteladanannya kecuali yang menyangkut kebenaran Sunnah-nya. Ia berada di Hadirat Allah, dan ia mengajukan yang lain ke Hadirat-Nya.Ia telah ‘melihat’ (Kebenaran), lalu ia sampaikan apa yang dilihatnya. Ia telah diutus sebagai sang Pemberi Tunjuk, maka ia menggariskan batas (halal-haram) perilaku.
Tidak seorang pun mampu mengungkapkan kebenaran maknanya kecuali sang Tulus Hati (Al-Amin) ini. Karena ia menegaskan ke-syahid-annya, serta mengiringkannya, maka tiada lagi tersisa perbedaan di antara kaumnya.
Tiada seorang arif (‘irfan) pun yang merasa ‘kenal’ padanya, yang tidak keliru mengenali kebenaran kualitasnya. Kualitasnya hanya jelas kepada seseorang yang Allah bimbing untuk menyingkap (kasyf) tabirnya, “Yaitu yang telah Kami berikan kepadanya Kitab, mereka mengenalinya seperti mengenali anak- anaknya. Namun, sebagian mereka menyembunyikan kebenarannya, padahal mereka mengetahui.” [Q. 2: 146]
Segenap cahaya nubuwah berasal dari cahayanya, dan cahayanya tercerahkan dari Cahaya yang Gaib.Di antara cahaya-cahaya itu tidak ada yang lebih gemerlap, lebih nyata atau lebih mutlak dari cahayanya sang Junjungan Semesta Rahmat ini.