Daftar Isi
Ada kisah yang yang perlu kita renungkan, yaitu kisah Nabi Musa Alaihissalam
Suatu ketika Nabi Musa Alaihissalam duduk bersandar di sebuah pohon, tiba-tiba muncul dari dalam tanah seekor cacing merah
Saat itu Nabi Musa Alaihissalam langsung bergumam sendiri:
“Buat apa Allah menciptakan seekor cacing merah yang menjijikan seperti ini” .
Ternyata Allah mengijinkan pada cacing itu dapat berbicara hingga Nabi Musa Alaihissalam dapat mendengar ucapannya
Cacing berkata: “Wahai Nabi Allah aku diciptakan Allah agar aku dapat membaca tasbih ( subhanalloh, walhamdulillah, walaa ilaa ha illalloh, walloohu akbar) di siang hari 1000 kali dan membaca sholawat ( allohumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ‘aali Muhammad saw ) kepada Nabi Muhammad ﷺ di malam hari 1000 kali” .
Mendengar jawaban itu Nabi Musa Alaihissalam tertunduk malu dengan cacing yang kelihatannya menjijikan
Lalu beliau bertobat kepada Allah.
Bagaimana dengan kita, sudahkan kita bertasbih dan membaca sholawat 1000 kali dalam sehari?
apakah kita lebih mulia dari cacing atau lebih hina?
Jika belum mari kita berusaha dengan kemampuan kita masing-masing… jangan sampai kita dikalahkan oleh seekor cacing merah yang menjijikkan.
(Sumber : MUKAASYAFATUL QULUB,karya Imam Ghozali bab Al-Haya)
•
•
📃Ambil Pelajaran
Allah berfirman,
“Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.”
(Q.S. Al Jaatsiyah 45: 4)
Begitulah adanya bahwa sesungguhnya binatang bisa memberi pelajaran kepada manusia, meski seringkali kita tak menyadarinya
Beberapa nama surat di dalam Al Quran yang menggunakan nama binatang seperti Al Baqarah (Sapi Betina),
An-Nahl (Lebah), An-Naml (Semut), dan
Al Ankabut (Laba-laba),
Juga puluhan ayat-ayat yang menyebutkan atau menjelaskan tentang binatang, sebagian besar mengarahkan agar manusia bisa mengambil pelajaran atau hikmah dari binatang-binatang tersebut, untuk selanjutnya memahami kemahakuasaan dan kemahakebesaran Allah ﷻ