Daftar Isi
KISAH TERBUNHNYA DAJJAL
Ahlus Sunnah mengimani tentang turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman. Sifat-sifat Nabi ‘Isa Alaihissallam yang tercantum di berbagai riwayat beliau berperawakan tidak tinggi juga tidak pendek, kulitnya kemerah-merahan, rambut-nya keriting, berdada bidang, rambutnya meneteskan air seolah-olah beliau baru keluar dari kamar mandi, beliau membiarkan rambutnya terurai memenuhi kedua pundaknya.
Setelah keluarnya Dajjal dan terjadinya kerusakan di muka bumi, maka Allah mengutus Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk turun ke bumi. Beliau turun di Menara Putih yang terletak sebelah timur kota Damaskus di Syam (Syiria). Beliau menggunakan dua pakaian yang dicelup sambil meletakkan kedua tangannya pada sayap dua Malaikat, apabila beliau menundukkan kepala, maka (seolah-olah) meneteskan air, apabila beliau mengangkat kepala maka (seolah-olah) berjatuhanlah tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang kafir pun yang mencium nafasnya melainkan akan mati padahal nafasnya sejauh mata memandang
Beliau turun di tengah golongan yang dimenangkan (ath-Thaa-ifatul Manshuurah) yang berperang di jalan haq dan berkumpul untuk memerangi Dajjal . Beliau turun pada waktu didirikannya shalat Shubuh dan shalat di belakang pemimpin golongan tersebut.
Beliau tidak membawa syari’at baru namun mengikuti syari’at yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman tercantum di dalam Al-Qur-an dan As-Sunnah yang shahih, bahkan riwayat-riwayatnya mutawatir.
Diriwayatkan lebih dari 25 Sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan karena ucapan mereka: ‘Sesungguhnya kami telah membunh al-Masih, ‘Isa putera Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunh itu adalah ‘Isa.
Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” [An-Nisaa’: 157-158]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah -setelah menafsirkan ayat ini- kemudian membawakan beberapa hadits tentang turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam.
Di dalam hadits-hadits ini mengandung petunjuk tentang sifat-sifat turunnya, juga tempatnya, yaitu ia akan turun di Syam (Syiria) tepatnya di Damaskus pada menara timur dan terjadi ketika akan didirikan shalat Shubuh.
Nabi Isa turun pada saat terjadinya peperangan antara pasukan muslim yang dipimpin Imam Mahdi melawan Dajjal dan pasukannya. tepatnya pada saat pasukan muslimin hendak melaksanakan sholat subuh. Ketika iqomah selesai di kumandangkan dan Imam mahdi hendak mengimami sholat saat itulah nabi Isa as turun dari langit dengan diapit dua sayap malaikat.
Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhuma, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
Senantiasa ada segolongan dari ummatku yang berperang demi membela kebenaran sampai hari Kiamat.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka kemudian turun Nabi ‘Isa bin Maryam Alaihissallam, kemudian pemimpin golongan yang berperang tersebut berkata kepada Nabi ‘Isa: ‘Kemarilah, shalatlah mengimami kami.’ Kemudian Nabi ‘Isa menjawab: ‘Tidak, sesungguhnya sebagian kalian adalah pemimpin atas sebagian yang lain, sebagai penghormatan bagi umat ini.’”