Daftar Isi
Menggali Makna Spiritual Tokoh Semar Dalam Wayang
Tokoh bernama Semar adalah salah satu tokoh dalam dunia pewayangan (wayang golek dan wayang kulit). Tokoh Semar digambarkan berkulit hitam, wajahnya putih, memiliki rambut (kuncung) yang berjumlah 99 helai, jari tangannya mengepal kecuali telunjuknya yang keluar mengacung (seperti saat tasyahud dalam sholat).
Semar tidak memakai baju, pinggangnya memakai kain berwarna hitam dan putih bercorak kotak-kotak, dan membawa kantong selendang. Jika ia berjalan setiap tiga langkah ia menengok ke kanan dan ke kiri lalu menengok ke belakang.
Jika dibaca lebih dalam, gambaran tokoh Semar ini memiliki makna yang mengajarkan bagaimana seharusnya manusia menjalani kehidupannya sebagai manusia sejati.
Pada tulisan ini saya akan menguraikan makna yang tersirat dari tokoh bernama Semar, sesuai pengalaman cultural dan personal.
Semar berkulit hitam, simbol orang yang bekerja keras di bawah terik matahari, menggambarkan manusia yang selalu berjuang. Ia tidak ingin mendapatkan untung tanpa usaha. Warna hitam juga adalah simbol dari tanah (Bumi).
Empat Tahap Ilmu
Berdasarkan pemahaman suatu budaya, ilmu dibagi menjadi empat tahap yakni, Saepi Geni (api), Saepi Bayu (angin), Saepi Banyu (air) dan Bumi (tanah).
Pertama Saepi Geni (api) adalah gambaran manusia yang baru belajar ilmu, sifatnya panas atau selalu lekat dengan emosi. Ia tidak ingin mengalah karena merasa memiliki ilmu, ia juga selalu menjajal ilmunya dengan orang lain. Bagai api yang menyala ke atas, sifatnya selalu ingin berada di atas, tampil dan angkuh.
Saepi Bayu (angin) adalah gambaran manusia yang ilmunya lebih tinggi lagi, sifatnya angin menerpa siapapun secara merata. Ia memandang semua manusia sama. Ia tidak membeda-bedakan yang tua, muda, anak-anak, miskin, kaya, pejabat dan rakyat di matanya tetap sama sebagai manusia.