Guru sejati

Kyai Jalil TA, Makna Zuhud

Diposting pada

Daftar Isi

Suatu ketika Kyai Jalil (Almarhum), Pengasuh Pesulukan Thoriqot Agung (Pondok PETA) Tulungagung ditanya oleh salah satu santri yang sedang suluk disitu,

“Mbah Kyai,, bagaimanakah maksudnya zuhud sebagaimana yang dimaksud dalam kitab Ihya’ itu?”

Kyai Jalil justru bertanya pada santri tersebut, “Kamu belum faham to le…?”

“Belum mbah kyai…” Jawab santri tersebut.

Bukannya menjelaskan, Kyai Jalil justru meminta santri tersebut untuk mengisi 2 buah bak mandi yang ukurannya lumayan besar dengan air dari sumur.

Waktu itu untuk mengisi bak mandi pondok masih menggunakan ember atau timba, belum pake pompa air listrik seperti jaman sekarang.

“Ya sudah, sana kamu isi dulu bak mandi itu”, perintah Kyai Jalil.

“Iya Mbah Kyai…”

Santri itupun bergegas menimba air sumur dan mengisi bak mandi.

Setelah selesai, dia segera bergegas menghadap kembali kepada Kyai Jalil ,

“Sudah selesai Mbah Kyai…”
“Capek apa tidak dirimu le?”,

Tanya Kyai Jalil
“Ya capek mbah Kyai…”
“Baiklah kalau begitu, kamu mandi dulu.

Setelah selesai kamu bisa langsung menemuiku di rumah”, titah Kyai Jalil.
“Baik Mbah Kyai..”

BACA JUGA:  Mbah Maimun Zubair Kyainya Kyai, Kyai Hamid Pasuruan

Selesai mandi santri tersebut langsung bergegas menghadap Kyai Jalil lagi.

“Sudah selesai mandinya” tanya Kyai Jalil.
“Sudah Mbah kyai”

“Kamu habiskan atau tidak tadi airnya?” Tanya Kyai Jalil lagi.

“Ya tidak Mbah Kyai… Hanya saya gunakan secukupnya saja untuk mandi”, jawab santri tersebut.

“Nah seperti itulah ibaratnya zuhud itu. Cari dan kumpulkanlah dunia sebanyak2nya, tetapi pergunakanlah hanya secukupnya saja.

Sisanya biarlah bisa dimanfaatkan oleh yang lainnya”

Kyai Jalil menjelaskan dengan contoh dan bahasa yang sangat sederhana namun langsung mengena.