Kyai Ini ‘Sulap’ Wanita Jadi Hafidzoh Qur’an

Diposting pada

Daftar Isi

Kyai Ini ‘Sulap’ Wanita Jadi Hafidzah Qur’an

Adalah Kyai Hamim Djazuli atau akrab dipanggil dengan nama Gus Miek, Beliau sering keluar masuk diskotik dan lkalisasi untuk menyadarkan mereka yang sedang terlupa atau salah jalan dalam menempuh kehidupan.

Secara kasat mata semua akan beranggapan negatif jika melihat seseorang memasuki diskotik, klub malam, bar, loklisasi, apa lagi jika orang tersebut adalah seorang yang terkenal alim, putra kiai besar bahkan hafidz Al Qur’an. Namun itulah yang dilakukan Gus Miek. Jalan dakwah Gus Miek inilah yang selalu menjadi kontroversi.

Prinsip Gus Miek, kenapa beliau memilih melakukan dakwah di kalangan hitam, karena beliau merasa bahwa siapa lagi yang mau mengentaskan mereka dari lembah hitam kalau bukan kita. Gus Miek sadar benar, bahwa mereka juga manusia pada umumnya yang juga butuh kedekatan dengan agama, mereka juga merindukan Tuhan dalam hidupnya.

Pernah suatu ketika di Surabaya, Gus Miek memasuki salah satu lokalisasi. Ketika sedang duduk di kursi Lobi Gus Miek langsung meniupkan asap r0_k_0k ke salah satu wanita

Merasa risih, dia itu semakin menjauh dan Gus Miek pun semakin mendekatinya sambil terus meniupkan asap r0_k_0k ke arah mukanya. Seorang pengikutnya yang menemani Gus Miek saat itu pun menanyakan perihal yang dilakukan Gus Miek.

Jawab Gus Miek :
“Perempuan tadi mbah-mbahe (nenek moyangnya) iku kyai, kok bisa terjerumus ke tempat ini.” Gus Miek kemudian mengajak pengikutnya itu jalan-jalan.

Setelah beberapa minggu, Gus Miek meminta salah satu anak buahnya itu untuk mengkroscek apakah perempuan tempo hari itu masih di tempat hiburan malam itu atau tidak. Setelah ditelusuri, ternyata perempuan itu tidak ada, kata salah satu temannya di situ mengatakan, setelah malam itu, perempuan itu keluar kerja dan berniat menghafalkan Al Qur’an di salah satu pesantren daerah Malang.

Beberapa tahun kemudian wanita yang telah menjadi hafidzah itu sowan ke rumah Gus Miek untuk bergabung jamaah dzikir yang dipimpin beliau yakni, Dzikrul Ghofilin.

BACA JUGA:  HABIB SHOLEH TANGGUL MENYEMBUHKAN WABAH, PAGI SAKIT SIANG MENINGGAL

Hingga akhirnya, banyak para wanita lain yang juga ikut bergabung dalam lingkup jamaah dzikir Dzikrul Ghofilin dan menjadi penghafal Al Qur’an di pesantren milik Gus Miek tersebut.

Gus Farid, salah satu kerabat Gus Miek yang merupakan putra dari KH Ahmad Shiddiq Jember bertandang ke sebuah diskotik. Di sana, Gus Farid mencoba menutupi identitas Gus Miek agar tidak dilihat dan dikenali pengunjung diskotik itu.

“Gus, apakah jama’ah sampeyan kurang banyak? Apakah sampeyan kurang kaya? Kok mau masuk tempat seperti ini?” Tanya Gus Farid kemudian.

Gus Miek terlihat sedikit emosi mendengar pertanyaan orang terdekatnya, yang telah puluhan tahun mengikutinya.

“Biar nama saya CEMAR di MATA MANUSIA, tapi TENAR di MATA ALLAH. Apalah arti sebuah nama. Paling mentok, nama Gus Miek hancur di mata umat”

Semua orang yang di tempat ini, di diskotik ini, juga menginginkan surga, bukan hanya jamaah (kaum santri dan bersarung) saja yang menginginkan surga. Tetapi, siapa yang berani masuk ke tempat seperti ini? Kyai mana yang mau masuk ke tempat-tempat seperti ini?!” Sergah Gus Miek.

Gus Farid terdiam. Tak lama setelah itu, Gus Miek pun kembali ceria seolah lupa dengan pertanyaan Gus Farid barusan.

Memang, setiap kali Gus Miek masuk bar, lobi hotel ataupun tempat-tempat ‘hiburan pelepas penat’ bagi orang-orang tertentu seperti ini, ada saja orang-orang yang mengerubunginya, masing-masing mengadukan permasalahan kehidupannya

#CeritaDakwahIslami_MajelisDzikrulGhofilin_GusMiek