Nabi Khidir Mencari Air Kehidupan

Kisah Nyata Bertemu Langsung Dengan Nabi Khidir

Diposting pada

Daftar Isi

Bertemu Langsung Dengan Nabi Khidir  Malam itu dengan berbagai hajat dan masalah hidup yang tengah dihadapi, wak dul seperti biasa menghibur diri sekaligus ngalap berkah dan ilmu dengan menghadiri pengajian rutin yang diasuh oleh almarhum KH. Hasyim Rofi’i. waktu itu KH. Hasyim Rofi’i tengah menjelaskan tentang Nabi Khidir, diceritakan bahwa tidak sembarang orang bisa berjumpa dengan nabi khidir, biasanya kalau tidak wali ya calon wali atau orang beruntung yang ditemui dan mendapatkan doa makbul dari sosok misterius bernama khidir. Lebih jauh lagi penjelasan dari Kyai tersebut adalah adanya amalan khusus untuk orang awam agar dapat berjumpa dengan Nabi Khidir.

 

Setelah pengajian yang berkesan itu, wak dul menjadi terinspirasi akan hal ajaib dan makbulnya hajat jika mampu berjumpa dengan Nabi khidir. Dengan niat untuk ngalap berkah sang nabi, wak dul mem “follow up”i dengan sowan ke ndalem KH. Hasyim Rofi’i, diutarakanlah niatnya untuk meminta ijazah amalan agar dapat berjumpa dengan sosok misterius tersebut. Ijazah telah diberikan, wirid khusus tersebut harus diamalkan selama 40 hari dan dihari yang ke 40 tepat di tengah malam pengamal harus membaca wirid itu didekat aliran air (bisa sungai atau laut) karena Nabi khidir suka berada didaerah yang“berair”.

Usai mendapat amalan tersebut, wak dul yang setiap harinya berjualan t3mb4_k4u ini langsung menjalankan amalan tersebut dengan penuh optimis. Pada malam itu dibacalah wirid khusus ajaib itu dan tepat pada malam ke 40 (sesuai dengan ijazah sang kyai) wak dul membaca wirid itu di dekat sungai, ya.. sembari berharap dapat berjumpa dengan sang Nabi. Namun, hingga subuh berkumandang, sosok yang ditunggu tersebut tidak jua hadir. Apa daya,, dengan wajah yang sayu wak dul pulang dengan termenung.

Pagi itu juga beliau sowan lagi ke Ndalem KH. Hasyim Rofi’i, menyampaikan progress report atas amalan yang 40 hari ini telah ia lakukan. Dengan perasaan yang sedih wak dul berkeluh kesah karena tak jua bersua dengan Khidir. Kyai meminta wak dul bersabar dan mengulangi lagi amalan khusus itu hingga niatannya terlaksana, disertai doa semoga amalan kali ini diterima oleh Allah azza wa jalla.

Hari itu rupanya menjadi hari yang penuh tamu bagi KH. Hasyim Rofi’i, hilir mudik tamu dari berbagai desa dan kota bergantian meminta nasehat dan saran atas berbagai permasalahan hidup yang mereka hadapi. Tak terkecuali wak man yang sore itu sowan ke ndalem kyai. Wak man yang setiap harinya bekerja “nyelandang” mencari ikan menyampaikan niatnya yang selama ini terpendam. Dengan menangis seduh, wak man mengatakan niatnya yang ingin pergi haji. Namun apadaya kondisi ekonomi yang serba kekurangan membuat niatan itu terasa mustahil, hanya hal ajaiblah yang mampu membuat niatannya terkabul. Wakman teringat cerita temannya tentang seorang pedagang lontong yang bisa naik haji karena telah berjumpa dengan nabi khidir. Karena cerita itu wak man meminta doa untuk bisa berjumpa dengan nabi khidir, tak pelak sore itu juga sang kyai memberikan ijazah berupa wirid yang harus dibaca ditengah malam selama 40 hari dan tepat di hari yang ke 40 wirid itu harus dibacakan di dekat daerah yang berair seperti sungai, danau atau laut. “wah pas, kebetulan kerjaanku nylandang ikan di sungai” gumam wak man dalam hati. Penuh semangat wak man menjalankan amalan pada malam itu juga.

Usai sudah 39 hari amalan wirid ajaib dari sang kyai dijalankan, tinggal nanti malam tepat pada hari yang ke 40 amalan itu di baca didekat daerah yang berair. Entah karena kebetulan, baik wak dul dan wak man sama-sama memilih sungai sebagai tempat menanti Nabi Khidir. Wak dul yang pedagang r0_k_0k t3mb4_k4u membaca amalan itu sambil memancing di pinggiran sungai rejoso. Sedang wak man yang memang kerjaannya nyelandang ikan membaca amalan itu sambil nyelandang menanti perjumpaan dengan nabi khidir. Tanpa saling kenal dan memang kebetulan, wak man ternyata juga nyelandang di sungai rejoso.

BACA JUGA:  al Qusyairi Belajar Berbagai Ilmu Kepada Nabi Khidir

Sambil memancing, mulut wak dul komat-kamit membaca amalan. Suasana sepi, hanya desiran air yang menemani. Sejam kemudian selang dari amalan itu selesai dibacakan, wak dul melihat hal yang aneh. Tidak seperti biasanya ada orang yang di tengah malam nyelandang ikan sendirian. Nabi khidir memang dikenal tampil nyelenah ketika menjumpai seseorang. Tanpa pikir panjang wak dul langsung melompati “nabi khidir” itu dari tepi sungai, dipeluk dan diciumlah “nabi khidir” tersebut sembari meminta barokah do’a darinya. Anehnya “nabi khidir” itu bersikap aneh dengan meminta doa juga kepada wak dul agar dapat di takdirkan berangkat haji. Setelah saling meminta do’a, wak dul dan “nabi” itupun berpisah dengan berlari gembira menuju rumah.

Kisah bahagia itu ia sampaikan kepada sang istri tercinta, wak dul pun penuh haru karena amalan itu akhirnya berhasil. Bersama istri pagi itu juga ia sowan pada sang kyai dan mengisahkan kisah perjumpaannya itu. Kyaipun mendengarkan dengan seksama cerita gembira dari wak dul. “Alhamdulillah semoga hajat sampean segera terkabul” ucap kyai pada wak dul.

Selang beberapa jam kemudian setelah wak dul berpamitan, wak man hadir di ndalem kyai. Penuh antusias wak man bercerita tentang suksesnya dipeluk dan dicium nabi khidir serta didoakan supaya lekas haji. Sembari curiga dan merasa ada yang aneh, sang kyai meminta wak man untuk tenang dan pelan-pelan dalam menyampaikan ceritanya. Wak man pun melanjutkan ceritanya, “kyai, alhmdulillah semalam saya telah berhasil bertemu nabi khidir, ketika saya sedang membaca wirid yang kyai ijazahkan sambil nyelandang ikan, tiba-tiba nabi khidir datang melompat dari atas sungai sambil memeluk dan menciumku. Akupun memeluk dan meminta didoakan agar ditakdirkan naik haji”. Sang kyaipun menjadi semakin curiga, “di sungai mana sampean tadi malam ketemu nabi khidir” Tanya sang kyai. “di sungai rejoso kyai”, spontan sang kyai tertawa terbahak “itu bukan nabi khidir, itu wak dul orang tetangga desa yang kerjaannya jualan t3mb4_k4u, tadi ia juga kesini bercerita kalau semalem berjumpa dengan nabi khidir yang lagi nyelandang ikan di sungai rejoso, persis apa yang sampean ceritakan”. Pucat pasi wak man bergumam “pantesan nabi khidir kok bau t3mb4_k4u….”

Nabi Khidir, Makrifat Dzatullah

Kisah nyata dan unik banyak kita jumpai menyangkut dengan sosok misterius ini, dia adalah Balya bin Malkan atau lebih dikenal dengan nama Khidir. Kisahnya terdokumentasi dalam lintas sejarah seperti  pertemuannya dengan nabi Musa AS. Tokoh ini selalu tampil aneh dan nyeleneh, bahkan sosok Nabi Musapun dibuat tidak sabar dan tidak paham atas segala tingkah nabi yang hijau ini. Ya, khidir adalah julukan karena setiap daerah yang ia tinggali akan menjadi ijo royo-royo. Kalangan sufi meyakini bahwa Khidir adalah seorang Nabi pembawa nubuwat untuk para wali, kisahnya yang selalu hadir dalam segala jaman membuat banyak yang berkeyakinan bahwa Khidir adalah manusia yang umurnya dipanjangkan. Beliau menjadi patih bagi raja iskandar agung, dan juga pernah menjadi guru dari Nabi Musa AS.

Para sufi meyakini nabi khidir menjadi pembimbing bagi para wali, menjadi mursyid yang akan membaiat dan membawa seseorang menjadi wali. Tidak heran banyak cerita dan kisah dari para wali berkenaan dengan sosok misterius ini. Bahkan ada semacam amalan khusus agar dapat berjumpa dengan nabi khidir, sekalipun amalan tersebut berkonsekuensi berhasil, atau gagal atau bertemu tapi tidak menyangka bahwa yang ditemuinya itu adalah nabi khidir.