Kisah Bakhtiar Baba, Penguasa Tiran, dan Nabi Khidir

Diposting pada

Ia menoleh ke Menteri Pertama dan bertanya, “Bagaimana cara orang itu mati?”

Menteri Pertama menjawab, “Panggang dia hidup-hidup sebagai peringatan.”

Menteri Kedua, yang berbicara sesuai urutannya, berkata, “Potong-potong tubuhnya, pisah-pisahkan anggota badannya.”

Menteri Ketiga berkata, “Sediakan kebutuhan hidup orang itu agar ia tidak lagi mau menipu demi kelangsungan hidup keluarganya.”

Nabi Khidir Muncul

Sementara pembicaraan itu berlangsung, seseorang yang bijaksana yang sudah sangat tua memasuki ruang pertemuan.

Ia berkata, “Setiap orang mengajukan pendapat sesuai dengan prasangka yang tersembunyi di dalam dirinya.”

“Apa maksudmu,” tanya Raja.

“Maksudku, Menteri Pertama itu aslinya tukang roti, jadi ia berbicara tentang panggang memanggang.Menteri Kedua, dulunya tukang daging, jadi ia berbicara tentang potong memotong daging. Menteri Ketiga, yang telah mempelajari ilmu kenegaraan, melihat sumber masalah yang kita bicarakan ini.”

Catat dua hal ini, pertama, Nabi Khidir muncul melayani setiap orang sesuai kemampuan orang itu untuk memanfaatkan kedatangannya. Kedua, Bakhtiar, orang ini yang kuberi nama Baba (Bapak dalam bahasa Parsi, -red.) karena pengorbanannya- telah didesak oleh keputusasaannya untuk melakukan tindakan tersebut. Keperluannya semakin mendesak sehingga aku pun muncul di depanmu.

BACA JUGA:  DOA AWAL TAHUN DARI NABI KHIDLIR AS

Ketika orang-orang itu memperhatikannya, orang tua yang bijaksana itu pun lenyap begitu saja.

Sesuai yang diperintahkan Nabi Khidir. Raja memberikan belanja teratur kepada Bakhtiar. Menteri Pertama dan Kedua dipecat, dan seribu keping uang emas itu dikembalikan ke kas kerajaan oleh Bakhtiar dan istrinya