KH HASAN ASY’ARI – MBAH HASAN MANGLI WALI YANG PENUH KAROMAH

Diposting pada

Daftar Isi

Ia juga tidak memerlukan pengeras suara (loud speaker) untuk berdakwah seperti halnya kebanyakan kiai lainnya. Padahal, jamaah yang menghadiri setiap pengajian Mbah Mangli mencapai puluhan ribu orang.
Menurut sesepuh Dusun Mangli, Mbah Anwar (75), warga Mangli sangat menghormati sosok Mbah Mangli. Bahkan, meski sudah meninggal sejak 1999, nama Mbah Mangli tetap harum.
Setiap hari ratusan pelayat dari berbagai daerah memadati makamnya yang berada di dalam kompleks pesantren.
Konon lagi pada saat pengajian bubar, selepas mengucap salam penutup, Mbah Mangli langsung dapat berjalan dengan kecepatan kilat meninggalkan arena pengajian untuk berpindah medhar sabdodi tempat lain. Konon pula Mbah Mangli setiap hari Jumat selalu ngrawuhi sholat Jumat di Masjidil Haram. Inilah yang disebut sebagai ilmu melipat bumi, dalam sakedeping mata bisa berpindah tempat di berbagai penjuru dunia.
Mbah Mangli menyebarkan Islam di lereng pegunungan Merapi-Merbabu-Andong dan Telomoyo. Ia juga merupakan Mursyid Tariqat Qadiriyah Naqsyabandiyah. Dialah yang berhasil mengislamkan kawasan yang dulu menjadi markas para begal dan perampok tersebut.
Pada masa itu, daerah tersebut dikuasai oleh kelompok begal kondang bernama Merapi Merbabu Compleks (MMC).
“Tantangan beliau sangat berat. Para begal membabat lahan pertanian penduduk dan mencemari sumber mata air pondok. Warga Mangli sendiri belum shalat meski sudah Islam.
Kebanyakan warga kami hanya Islam KTP,” ungkap Kepala Dusun Mangli Suprihadi.
Dusun Mangli terletak persis di lereng Gunung Andong. Dengan ketinggian 1.200 dpl, bisa jadi pesantren ini adalah yang tertinggi di Jawa Tengah.
Dengan arif, Mbah Mangli tidak melawan berbagai ancaman dan gangguan dari para rampok dan begal. Ia justru mendoakan mereka agar memperoleh kebahagiaan dan petunjuk dari Allah SWT. Keikhlasan, kesederhanaan, dan ketokohan ini pula yang membawa Mbah Mangli dekat dengan mantan wapres Adam Malik dan tokoh-tokoh besar lainnya.
Meski terkenal di mana – mana, beliau selalu hidup sederhana . Beliau sering diundang ke sana ke mari untuk mengisi pengajian. Pada saat mengisi pengajian, di mana pun ia dan dalam kondisi apa pun , Mbah Mungli tidak pernah memakai alat pengeras suara, meskipun jamaahnya sangat banyak , hingga berbaris dengan jarak jauh. Namun, masyarakat tetap sangat menyukai isi pidatonya dan mendengar suara beliau.
Kadang panitia sengaja menyelipkan amplop uang kepada Mbah Mangli , namun beliau dengan halus menolaknya , dan biasanya beliau mengatakan : “Jika separoh dari jamaah yang hadir tadi mau dan berkenan menjalankan apa yang saya sampaikan tadi , itu jauh lebih bernilai dari apapun , jadi mohon jangan dinilai dakwah saya ini dengan uang , kalau tuan mau antar saya pulang saya terima , kalau kesulitan ya gak papa saya bisa pulang sendiri”
Mbah Mangli dikaruniai karomah ” melipat bumi” yakni bisa datang dan pergi ke berbagai tempat yang jauh dalam sekejap mata. Di sisi lain, beliau dikenal sebagai seorang yang memiliki kemampuan psikokinesis tinggi.
Misal, dia dapat mengetahui tamu yang akan datang beserta maksud dan tujuannya. Seperti orang yang bermaksud untuk makan jeruk bersilaturrahim pada rumah Mangli . Dia menyambut dengan memberikan jeruk. salah satu wejangannya adalah: “apik ning menungsa, durung mesthi apik ning Gusti” (baik di hadapan manusia belum tentu baik di hadapan Allah)
Keistimewaan Mbah Mangli yang lain, ia dapat mengetahui maksud setiap jamaah yang datang, apa permasalahan mereka dan langsung dapat memberikan nasehat dengan tepat sasaran.
Pernah seorang jamaah datang ke pengajian dengan membawa uang ibunya yang semestinya dipergunakan untuk kebutuhan rumah tangganya. Di tengah pengajian, Mbah Mangli langsung menyindir orang tersebut dan
menasehatinya agar uang tersebut dikembalikan dan ia segera memohon maaf kepada ibunya tersebut.
Pernah juga seorang tamu datang ke pesantren Mbah Mangli. Sejak dalam perjalanan sang tamu tersebut sudah membayangkan mendapatkan suguhan buah jeruk yang sangat ranum dan menghilangkan rasa dahaganya selepas
menempuh perjalanan jauh. Dan sesampainya di tempat Mbah Mangli, apa yang ia dapatkan?
Mbah Mangli benar-benar menyuguhinya dengan hidangan jeruk keprok yang sangat segar. Pucuk dicinta ulampun tiba. Mbah Mangli dengan karohmahnya Beliau tetap istiqomah dan hidup sederhana hingga akhir wafatnya. Beliau pun menjadi hujjah para ulama lurus kala itu. Dan karena memang benar Wali Allah maqom beliau sampai saat ini tetap utuh dan tidak pernah ambles. Alhamdulillah…

BACA JUGA:  Abah Anom Suralaya, Sulthonul Auliya Zaman Ini