KETIKA GUS DUR MENGERJAI PERMADI

Diposting pada

Daftar Isi

Sejak era Orba, Permadi dikenal dengan beragam citra: Sukarnois, Kejawen, Paranormal, penggemar pusaka, dan tentu saja politisi.

Tapi, di mata Gus Dur, Permadi menjadi konco ngobrol yang asyik. Seringkali juga menjadi obyek candaan. Kalau Gus Dur ketemu dengan Sujiwo Tejo saat mendalang, bisa dipastikan Permadi dijadikan obyek gojlokan. Si obyek nggak bisa membalas, kecuali cengar-cengir.

Soal riwayat diusili, Permadi punya cerita:

“Gus Dur pernah menawarkan saya agar berkunjung ke Pesantren Tebuireng. Dia berjanji akan memberikan surat sakti kepada saya untuk ditujukkan kepada Kepala Pondok Tebuireng,” tutur pria yang suka berpakaian hitam-hitam itu

Saat Permadi hendak menuju Tebuireng, Gus Dur pun menitipkan surat sakti tersebut. Permadi nampak bingung, karena surat sakti itu tertulis dengan huruf Arab. “Hanya nama saya saja yang ditulis dengan latin,” ujar Permadi yang kala itu mengaku bingung.

Saat bertanya kepada Gus Dur maksud dari surat sakti tersebut, Gus Dur hanya tertawa seraya berkata, “Sudah Kang (saapaan Gus Dur kepada Permadi), sampaikan saja ini kepada Kepala Pondok. Di sana anda pasti aman,”

Setelah beberapa hari, Permadi pun menginjakkan kakinya di Pesantren yang didirikan KH Hasyim Asyari tersebut. Dia pun langsung memberikan “surat sakti” tersebut kepada petinggi Pondok Tebuireng. Ketika surat tersebut dibaca, petinggi pondok tersebut hanya bisa tertawa. Pemandangan tersebut membuat Permadi semakin bingung. Penasaran dengan isi surat, Permadi minta tolong kepada santri tersebut untuk membacakannya.

BACA JUGA:  Kala Khutbah Jumat Abu Nawas Bikin Jamaah Terbangun Dari Tidurnya

Isinya:

“Tolong sambut dan fasilitasi sahabat saya ini. Namanya Permadi. Asalkan ada satu syarat, jangan suruh dia menjadi imam salat, karena dia tidak pernah salat.”

Permadi terbahak-bahak mendengar isi surat itu. (Sumber: Okenews)

Mau tau kisah-kisah menarik yang lain? Install aplikasi ini, klik http://bit.ly/BerkahAlaNU untuk mendowloadnya