Habib Syaikhon Wali Jadzab

Diposting pada

Daftar Isi

Masih ingat dengan Wali Jadzb Habib Syechan Al Bahar atau Habib Syaikhon bin Mustofha Al-Bahar atau lebih dikenal dengan Wan Sehan? Ya, Wan Sehan merupakan waliyullah majdub yang ada di tanah Jawa. Untuk diketahui, wali majdub merupakan salah satu tingkatan wali yang memiliki sifat jadzb.

Istilah jadzb ini mungkin bagi sebagian orang awam yang belum mengetahui dunia atau ilmu tasawuf masihlah sangat asing terdengar. Sifat jadzb dalam kehidupan sehari-hari boleh dikatakan sebagai sifat yang nyeleneh yang terkadang cenderung seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.

Wan Sehan merupakan seorang yang sering sekali disebut-sebut oleh para ulama dan para habib sebagai waliyullah yang jadzb (nyeleneh). Dia sering menghilang jika sudah karamahnya terlihat di suatu tempat. Karamah adalah suatu kejadian yang luar biasa di luar nalar dan kemampuan manusia awam yang terjadi pada diri seorang wali Allah.

Wan Sehan sangat susah dicari karena sering berpindah-pindah tempat dengan cepat. Bahkan Al Habib Umar bin Hafidz (ulama Yaman) terkadang di sela asyiknya mengajar santri di Tarim, Yaman, sering berkata, “Kita kedatangan seorang Waliyullah Wan Syechan, Tapi tidak terlihat oleh para jamaah.”

Itu adalah satu dari banyak karamah Wan Sehan. Berikut ini beberapa kisah karamah beliau yang dilansir dari kabarsantri.id.

1. Kisah Jadzb 1

Suatu ketika sebut saja si A, bersama jamaah lain, berangkat ke acara maulid nabi. Ia kemudian bertemu Habib Syaikhon dan menyapa Sang Habib: “Habib, ayo kita ke maulidan nanti kemalaman.”

BACA JUGA:  KAROMAH HABIB ALI KWITANG DAN HABIB SHOLEH TANGGUL

Habib Syaikhon menjawab sambil marah-marah, ”Sudah sana berangkat! Heh Kiai. Ente aja duluan! Nanti ane nyusul. Berisik aja lo!”

Tapi betapa kagetnya si A begitu tiba di majelis. Entah lewat mana, Habib Syaikhon sudah berada di deretan jamaah terdepan bersama para habib dan ulama lainnya.

Si A hanya senyum dan geleng-geleng kepala. Kemudian Sang Habib menyalami para jemaah sambil memeluknya dan berkata, “Ahlan wa sahlan hehehe. Barokah afwan. Ane sampe duluan ente belakangan. Semuanya ayo, mari tafadhol.”

Setelah selesai acara doa dan hidangan keluar, keunikan terjadi lagi. Semua hidangan yang ada diacak-acak oleh Wan Sehan. Semua makanan dicomotnya. Yang belum tahu siapa Wan Sehan hanya bisa tercengang campur kaget.

Si A sempat memberi tahu kepada mereka agar membiarkan tingkah Wan Sehan. Para ulama dan habib yang hadir saat itu juga hanya bisa tersenyum. Lalu Habib Syaikhon berdoa komat-kamit dan terdengar, “Barakallah. Insya Allah.”

2. Kisah Jadzb 2