GUS DUR DAN SEORANG TABIB DI TEGAL

Diposting pada

Hikmah yang bisa diambil dari kisah Kang Tabib ini, seorang guru yg bintang2nya telah tersohor di langit dan meluas di bumi, dia tidak akan meninggalkan murid2nya, ketika-muridnya sangat rindu. Murid dan guru akan terhubung secara spiritual. Sebab ada hadits dari Sayyidah Aisyah menyebutkan: Al-Arwâh junûdun mujannadah famâ ta`ârofa minhâ i’talafa wamâ tanâkaro minhâ ikhtalafa. Artinya: “Ruh-ruh itu seperti tentara yang berhimpun saling berhadapan. Apabila mereka saling mengenal (sifatnya, kecenderungannya), maka akan saling bersatu, dan apabila saling berbeda akan saling tercerai berai” (Shohîh al-Bukhôrî, No. 3336).

Dari hadits itu dapat difahami, bahwa ruh seorang murid yg selalu mencintai dgn merindukan gurunya, dgn sungguh2 dan tetesan air mata, akan saling mengenal, dan bisa bertemu, dan menjadi sarana Alloh mengijabahi hajat seorang murid. Lebih2 bila guru itu termasuk orang sholih dan dikasihi Alloh. Arti penting pertemuan secara spiritual seperti ini, dalam satu menit saja, dapat mengubah keseluruhan hidup dari seorang murid; menghapus pengetahuan yg sebelumnya; dan menambah energi kesabaran dan upaya terus menerus dalam pengetahuan yg baru.

Hikmah kedua, adalah di antara tradisi yg perlu dilanjutkan dan tidak boleh dialpakan adalah pengobatan alternatif di kalangan anak2 muda pesantren. Harus ada yg menekuni sebagian di dunia ini, dan menyongsongnya agar menjadi lebih baik dan terkoordinir. Sebab wilayah ini sudah didesak oleh orang2 berjenggot tebal. Hal ini juga untuk meneruskan tradisi apa yg dilakukan Hadhratusy Syaikh Hasyim Asy’ari di Jombang, yg juga menekuni dunai pengobatan, seperti diceritakan cucu Ki Dalang Sakiban, dalam buku Sang Guru Sejati. Mereka yg sudah tidak melirik dan memperhatikan bidang ini dan telah sukses, perlu juga punya perhatian terhadap dunia di bidang ini, sebab medan ini juga menjadi medan jihad yg tidak ringan untuk mempribumikan Islam.

BACA JUGA:  GUS DUR MENDETEKSI WALI YANG MASIH HIDUP MAUPUN TELAH WAFAT

Nur Khalik Ridwan, alumni PP Darunnajah Banyuwangi dan Pengajar di Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA)
https://bangkitmedia.com
SARINYALA