Daftar Isi
10 Ciri-ciri dari seorang mursyid yang wali :
- >Syarat lainya yang mutlak harus dimiliki seorang wali yang mursyid adalah mereka berpegang teguh pada Qu’ran dan Hadist tidak pernah meninggalkan syariah dan sunnah. Karena tak ada tariqah tanpa syariah, karena seumpama syariah adalah penerang untuk menjalani jalan tariqah agar tak tersesat dan menuju hakikat. Imam Malik, Imam Mazhab Maliki mengatakan Syariat tanpa tasawuf adalah zindik, dan tasawuf tanpa syariat adalah sesat.
- >Dan salah satu ciri para wali biasanya mereka tersembunyi, meskipun begitu mereka sangat terkenal diantara para kekasih Allah.
- >Selama bermursyid dengan seorang yang wali anda akan menganggap kematian adalah sebuah anugerah dan hadiah dari Allah, tapi jika anda semakin takut mati maka carilah mursyid yang lain.
- >Seorang yang wali dapat mengetahui dan menyembuhkan penyakit fisik dan jiwa muridnya.
- >Bila mendengarkan ceramah dari Mursyid tasawuf yang Wali Allah, maka ia akan mendapatkan ilmu sekaligus Hikmah. Hikmah didapatkan dari mendengarkan langsung dan bersama Wali Allah, Ketika kita mendengar seorang Kekasih Allah/Wali Allah bicara, maka ilmu rasa yang ditransfer langsung kedalam kalbu kita. Hikmah adalah RASA, pertemuan langsung dengan Para Wali Allah. Berjamaah dengan wali Allah, bagaikan ibadah 70 tahun, maka carilah para Wali Allah. Itulah sebabnya Umar ra ketika berencana m3m_8u_nuh Nabi saw dan ketika berhadapan langsung dengan Nabi saw, maka ia masuk islam. Inilah ilmu Rasa yang ditransfer melalui tatapan mata, melalui pertemuan langsung, ilmu para Nabi dan Kekasih Allah, yang merubah benci menjadi cinta. Ilmu Wali Allah bekerja dengan dua cara , dari luar dan dari dalam, dari luar berupa ucapan, dari dalam berupa ilham ilahiah yg dimasukkan kehati setiap muridnya. Dan ketika muridnya melakukannya ia merasakan hal itu dari inspirasinya sendiri sehingga ia ihklas melakukannya tanpa beban sedikitpun. Itulah cara kerja Wali Allah dalam membersihkan dan membenahi para muridnya.
- >Bila Awliya Allah duduk berdampingan dengan orang lain, maka orang itu akan merasa “senang” karena pada saat duduk dengan Awliyaullah, mereka akan diberikan energi positif yang mereka peroleh dari ibadah-ibadah mereka di malam dan siang hari sedangkan energi negative berupa beban-beban orang tersebut akan dibawa Awliyaullah. Karena duduk bersama oranglain bagi Awliyaullah adalah ibadah, meskipun kadang kala mereka tidak mau duduk dengan orang lain karena mereka sepenuhnya ambruk. Seperti dikisahkan Mawlana Syaikh Nazim qs “Aku tidak akan menyebutkan siapa, tapi sebuah delegasi mufti dari sebuah Negara di Eropa, bukan di Eropa tapi ditempat lain mereka datang kepadaku dan duduk bersamaku selama 5 jam. Mereka penuh dengan energi negatif. Semua bicara kepadaku dan aku tidak mampu bergerak lagi “ sehingga beliau perlu istirahat untuk kembali memulihkannya.