Daftar Isi
As-Syaikhul Akbar, Al-Imam Muhyiddin Ibnu ‘Arobi dalam kitabnya “Al-Futuhatul Makiyyah” menerangkan tentang berbagai Thobaqotul Awliya (tingkatan Para Wali Allah), yang dari segi jumlah, Mereka tidak terhitung.
Diantaranya :
1. MALAMATIYYAH / MALAMIYYAH
Mereka adalah kategori Wali yang “Majhul fil Ardhi, walakin Ma’ruf fis Samaa’i” (tidak dikenal di bumi namun terkenal di langit).
Raja dan Pemimpin Para Ahli Thoriqoh. Kebiasaan Mereka adalah Khumul (memendam popularitas) & Malamah (mencela hawa nafsu).
Mereka suka menyembunyikan kedekatannya dengan Allah. Nampak seperti jauh dari Allah, namun dekat disisi-Nya. Mereka terkenal bijaksana dalam bersikap.
2. FUQORO’
Mereka Para Wali Allah yang senantiasa merasa rendah dihadapan Allah. Kebiasaan Mereka adalah mengemis Rahmat Allah.
Mereka hidup dengan kesederhanaan dan mengambil harta dunyawi secukupnya.
3. SHUFIYYAH
Mereka adalah kelompok Wali-wali Allah yang tak pernah berhenti melakukan Tazkiyyatun Nufus (penyucian jiwa).
Mereka dominan dalam segi ‘Ilmu, ‘Amal, & Akhlaqul Karimah.
4. ‘UBBAD
Merupakan kategori Awliyaa’ yang saling berlomba & menaruh Ghiroh (kecemburuan) dalam hal ibadah. Setiap ada ‘Abid yang melakukan ibadah yang ‘Wah’, pasti Awliyaa’ ‘Ubbad berusaha untuk melebihinya.
Himmah (kesungguhan) Mereka dalam menghambakan diri kepada Allah begitu besar & jujur. Siangnya sibuk berpuasa, malamnya sibuk Qiyamul Lail.
5. ZUHHAD
Mereka adalah Awliyaa’ yang benar-benar “memerangi” Dunia, baik secara Dzhohir maupun Bathin, tanpa terkecuali.
Mereka hanya mengambil dunya sekedar untuk menyambung hidup, tidak lebih. Diantara tokoh Zuhhad adalah Al-Imam Abil Yazid Al-Busthomi dan Syaikh Ibrohim ibn AdzHam.
6. RIJALUL MA’
Mereka adalah Awliyaa’ Allah yang sibuk menyembah Allah didalam air. Ada yang di dalam danau, sungai, ataupun di lautan lepas. Imam Mereka adalah Nabi Khidir. Sebelumnya Khidir adalah Nabi.
Setelah Nabi Muhammad lahir, semua maqom Kenabian dicabut, dan Nabi Khidir-pun menjadi Wali min Awliyaa-illah.
7. AFROD
Mereka adalah Para Wali Allah yang senantiasa menyembah Allah ditempat yang benar-benar jauh dari populasi manusia. Bisa di tengah gurun, di daerah kutub, ditengah hutan, di puncak gunung yang tinggi, dll. Mereka benar-benar menyendiri dalam ber-Ibadah kepada Allah. Alias, sama sekali tidak bersosialisasi.