Daftar Isi
Al-Hallaj : Sang Martir Pecinta Tuhan
NAMANYA Husain Manshur al-Hallaj, lahir di perkampungan Tur, wilayah Baidha, Fars, Persia, 244 H/858. Dia anak tukang pemilah benang yang miskin. Kelahirannya amat didambakan bertahun-tahun oleh kedua orang tua yang saleh itu.
Al-Hallaj kecil dititipkan kedua orang tuanya kepada Syaikh Sahl al-Tustari (w.238 H), sufi besar pada zamannya, untuk mengaji kepadanya dan mengabdi kepada Tuhan di masjidnya, memenuhi janji mereka ketika mendamba bertahun kelahirannya. Ketika al-Hallaj menyapu di mihrab, dia menemukan secarik kertas kewalian gurunya, yang konon, turun dari langit. Diam-diam al-Hallaj menelannya, mengambil keberkatan. Tak lama, dia menjadi aneh, ia sering bergumam sendiri. Cerita ini acap dikritik sebagian sarjana, karena dianggap berbau mitos dan tak masuk akal.Tidak mengapa, karena bahasa memang tak mudah dimaknai.
Dalam usia 12 tahun dia hafal al-Qur`an seluruhnya (30 juz) dengan sempurna, dia juga mengaji beragam keilmuan tradisional Islam kepada sejumlah guru di Wasit, sebuah kota dekat Ahwaz. Usai mengaji di kampungnya, dia pergi ke Baghdad untuk meneruskan mengaji pada sufi otoritatif: Abu al-Qasim al-Junaid (w.298 H), Amir al-Makki (w. 291) dan guru yang lain. Ketika al-Hallaj menginjak usia 20 tahun, dia ditahbiskan sebagai guru dalam Tasawuf. Tak lama kemudian dia ke Makkah untuk menjalankan ibadah haji. Di kota suci ini, pergulatannya dengan dunia sufisme semakin intens. Otoritasnya di bidang ini (sufisme) semakin menonjol. Pada saat berada di Arafat, dia mendaki sendiri, meninggalkan sahabaat-sahabat dan para pengikutnya, sampai ke puncak gunung itu. Di sini dia, sambil berdiri, berdoa, lalu berdoa:
يا دليل المتحيرين زدنى تحيرا. وإذا كنت كافرا فزدنى كفرا
“Oh, Tuhanku, Pembimbing Orang-orang bingung
Tambahi kebingunganku
Jika aku kafir, maka tambahi kekafiranku”