ABU NAWAS MENYAMAR DI DEPAN MALAIKAT MUNKAR NAKIR

Diposting pada

Daftar Isi

Abu Nawas Menipu Malaikat? Boleh jadi kisah ini hanyalah sebuah lelucon belaka. Sebagai seorang muslim, Abu Nawas sudah pasti mengimani bahwa kelak di alam kubur ia akan didatangi dua malaikat yakni Malaikat Munkar dan Nakir . Malaikat ini bertugas menguji identitas keimanan warga baru di alam kubur. Pertanyaan yang diajukan malaikat itu mestinya tidak sulit karena semua muslim sudah dapat bocoran.

Ada enam soal yang ditanyakan malaikat itu: man rabbuka? (siapa Tuhanmu); ma dinuka (apa agamamu); man nabiyyuka? (siapa nabimu); ma kitabuka? (apa kitabmu); aina qiblatuka? (di mana kiblatmu?); man ikhwanuka? (siapa saudaramu?).

Sudah barang tentu Abu Nawas hafal di luar kepala dengan pertanyaan dan jawabannya. Masalahnya adalah dua malaikat yang datang itu melakukan teror dalam menguji. Selain berwajah seram dan menakutkan, makhluk ini amat kasar. Malaikat Nakir bahkan membawa alat pemukul yang tanpa ampun akan menghajar pendatang baru yang salah dalam menjawab. Pokoknya, mental dan imam perlu tangguh untuk menghadapi teror seperti itu. Dan tidak semua peserta ujian bisa lulus, biar dia cerdas dan hapalannya ciamik sekalipun.

Tak ayal, Abu Nawas pun terkadang bertanya-tanya pada diri sendiri; mampukah ia kelak menjawab pertanyaan kedua malaikat kubur itu, sedang melihat fisik keduanya saja sudah terbayang begitu menakutkan?

Abu Nawas memang bukan Umar bin Khattab yang konon berani melawan dua malaikat itu. Saat didatangi kedua malaikat Munkar dan Nakir Umar justru balik menggertak. “Lalu, siapa Tuhanmu?” tanya Umar.

BACA JUGA:  ABU NAWAS MENCARI TUHAN

Kedua malaikat itu akhirnya mengenall siapa yang dihadapi. Keduanya pun akhirnya pergi meninggalkan sahabat Nabi SAW tersebut.

Mengingat kisah Umar dan dua malaikat itu membuat otak nakal Abu Nawas terusik. “Tak ada cara lain,” pikirnya.

Abu Nawas menyadari bahwa dirinya tak sebanding dengan Umar bin Khatttab. Itu sebabnya ia mesti mencari jalan lain. Jalan mengelabuhi dua malaikat tersebut. Intinya Abu Nawas ingin menyiasati bagaimana terhindar dari ujian malaikat Munkar dan Nakir.

Abu Nawas lalu memberikan wasiat kepada keluarganya, agar saat ia meninggal kelak dikafani dengan kain kafan yang sudah sangat usang. Keluarganya tentu saja bertanya-tanya, “Wasiat kok aneh begitu,” celetuk sang istri.